Mengukur kemampuan Spiritual dan Emosi

on Minggu, 01 Maret 2009

Halaman 1
Click gambar untuk Zoom agar dapat lebih jelas lagi


Halaman 2
Click gambar untuk Zoom agar dapat lebih jelas lagi



Tidaklah mudah kita menentukan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan jangan sampai kita salah memilih karena kalau sekali salah memilih meskipun kita sukses dan berprestasi pada bidang yang tidak kita inginkan maka dikemudian hari kita akan menyesal. dan buat apa kita menghabiskan waktu untuk sekolah dengan tidak sesuai dengan potensi kita, itu namanya mubadzir yaitu menghabiskan waktu dengan sia-sia belaka.

Cara yang terbaik adalah mengukur kemampuan kita dan sesuaikan dengan kondisi kita yang ada yaitu baik secara spiritual, sifat serta potensi akademik kita maka akan sukses meraihnya.

pada gambar diatas merupakan salah satu contoh dalam mengukur kemampuan secara Spritual, emosi, sifat, potensi dan kepribadian. Dan sangatlah penting bagi Guru maupun orang tua untuk mengetahuinya agar supaya dapat mengarahkan anak didik ke arah yang benar. Belajar ataupun sekolah adalah seperti dagang dimana orang yang curang atau tidak jujur dalam berdagang hanya meraih keuntungan semata tanpa melihat keselamatan konsumen maka itu dosanya sangat besar sekali. Misalkan contoh banyak sekarang pedagang yang curang yaitu dengan mencampurkan bahan kimia maka barang dagangan akan dijual murah dan omsetnya banyak yaitu ikan asin dicampur formalin. Secara hukum agama itu sangat berdosa yaitu
1 mengurangi timbangan
2 tidak jujur dalam dagang
3 membuat orang lain sengsara

Disini biasanya guru atau sekolah banyak yang tidak jujur atau mengurangi timbangan dalam memberikan materi pelajaran kepada anak-anak didiknya contoh : (kisah tidak nyata/analogi)... ada seorang anak diajarkan matematika perkalian yaitu 2x3, anak tersebut kelas 2 Sekolah Dasar, sebenarnya ia mempunyai potensi untuk menjawab materi perkalian tersebut dan harus tuntas materi tersebut sampai ia menginjak kelas 2 tapi setelah ia menginjak kelas 4 SD keburu anak tersebut meninggal dunia kemudian ditanya oleh malaikat hai anak SD berapa 2x3!, Jawabnya: Gak tahu malaikat karena guru saya tidak mengajarkan sewaktu saya kelas 2. Kata malaikat, kenapa gurumu tidak mengajarkan?, Jawab anaknya; karena beliau sibuk urusan pribadi shg tidak sempat mengajarkan kami tentang 2x3..... itulah sekelumit kisah, hal ini berarti guru tersebut dosa karena mengurangi timbangan dalam mengajar.

dari kisah ini kalau ada alat ukur yang sangat baik dan bagus kemudian guru mengabaikannya karena tidak mendapatkan keuntungan materi maka guru tersebut sangat dosa dalam mengarahkan siswa-siswinya.

Alat ukur ini sangatlah cocok sebagai bekal seorang anak yang akan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi atau seorang anak yang ingin menyesuaikan kemampuanya dalam memilih jurusan di SMA yaitu A1,A2 ataupun Bahasa. karena dalam alat ukur ini diberikan secara lengkap dan terinci serta di berikan juga Psikogram dalam bentuk potensi IQ maupun potensi Belajar siswa. sehingga orang tua maupun guru dapat melihat kelemahan dan kelebihan masing-masih anak didiknya. Dengan melihat kelemahan dan kelebihan itu maka guru ataupun orang tua dapat membantu anak untuk merencanakan prospek ke depat anak. Orang tua juga tidak perlu debat lagi dengan anak dalam memilih sekolah diperguruan tinggi atau jurusan di SMAnya. Dengan melihat hasil alat ukur ini orang tua dan anak serta guru dapat dijadikan bahan diskusi atau sharing untuk kesuksesan anak didiknya.

Baiklah kami mudah-mudahan memberikan pelayanan yang terbaik buat anak didik yang ada di bumi nusantara ini semoga banyak yang memanfaatkan.

0 komentar:

Posting Komentar